Ki dalang Rahmat Taufik Hidayat lahir pada tanggal 01 Mei 1981 di Kampung Cipinang Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Ayahnya bernama Karmid dan ibunya bernama Mamah. Sejak usia dua tahun sudah berpisah dengan kedua orang tua karena dibawa oleh nenek. Saya tinggal di Kampung Cisarakan Desa Mekarsari Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Dan pada usia tiga tahun ditinggalkan ayahnya karena meninggal.
Dia tinggal bersama kedua kakaknya yaitu Andang Kusnadi dan Lilis Darwati. Pekerjaan kakeknya, pak Eme adalah petani dan penjual sayuran ke pasar Banjaran. Barang yang dijual diantaranya, daun salam, sereh, bawang kucay, daun pisang, koneng, laja, dan lain-lain.
Sebelum masuk Sekolah Dasar, Rahmat sudah gemar belajar membaca bersama kakaknya Andang Kusnadi dan Lilis Darwati. Sehingga pas ketika masuk Sekolah Dasar sudah pandai membaca. Namun sayang, karena ketika daftar ke SD pada usia tujuh tahun tidak diterima, begitu juga ketika usia delapan tahun. Rahmat diterima masuk SD ketika sudah berusia sembilan tahun.
Karena sebelum sekolah sudah bisa membaca, maka ketika di kelas sering kali ditugaskan oleh bapa guru yang pada waktu itu adalah pak Yuyun, untuk diam di depan kelas memperhatikan teman-teman sekelasnya membaca di papan tulis.
sejak kelas satu hingga kelas dua meraih rangking pertama. Namun, ketika di kelas dua menjelang akhir tahun dia menglami kecelakaan pada saat bermain bersama teman-temannya. Dia mengalami patah tulang pahanya. Sehingga dia harus menjalani perawatan selama tiga bulan. Pada saat kenaikan kelas dia memaksakan diri untuk bisa hadir mengabil rapor meski harus dengan memakai jangka.
Sejak kelas satu hingga kelas enam, Rahmat selalu dekat dengan guru. Dia sering bantu-bantu di rumah gurunya. Ketika pak Suharto guru kelas empat pindah ke rumah dinas barunya, Rahmat ikut membereskan rumahnya sampai jam dua belas malam. Pak Suharto mengolah kebunnya dia ikut bekerja di kebun.
Dia tinggal bersama kedua kakaknya yaitu Andang Kusnadi dan Lilis Darwati. Pekerjaan kakeknya, pak Eme adalah petani dan penjual sayuran ke pasar Banjaran. Barang yang dijual diantaranya, daun salam, sereh, bawang kucay, daun pisang, koneng, laja, dan lain-lain.
Sebelum masuk Sekolah Dasar, Rahmat sudah gemar belajar membaca bersama kakaknya Andang Kusnadi dan Lilis Darwati. Sehingga pas ketika masuk Sekolah Dasar sudah pandai membaca. Namun sayang, karena ketika daftar ke SD pada usia tujuh tahun tidak diterima, begitu juga ketika usia delapan tahun. Rahmat diterima masuk SD ketika sudah berusia sembilan tahun.
Karena sebelum sekolah sudah bisa membaca, maka ketika di kelas sering kali ditugaskan oleh bapa guru yang pada waktu itu adalah pak Yuyun, untuk diam di depan kelas memperhatikan teman-teman sekelasnya membaca di papan tulis.
sejak kelas satu hingga kelas dua meraih rangking pertama. Namun, ketika di kelas dua menjelang akhir tahun dia menglami kecelakaan pada saat bermain bersama teman-temannya. Dia mengalami patah tulang pahanya. Sehingga dia harus menjalani perawatan selama tiga bulan. Pada saat kenaikan kelas dia memaksakan diri untuk bisa hadir mengabil rapor meski harus dengan memakai jangka.
Sejak kelas satu hingga kelas enam, Rahmat selalu dekat dengan guru. Dia sering bantu-bantu di rumah gurunya. Ketika pak Suharto guru kelas empat pindah ke rumah dinas barunya, Rahmat ikut membereskan rumahnya sampai jam dua belas malam. Pak Suharto mengolah kebunnya dia ikut bekerja di kebun.