Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 Desember 2014

Guru Bukan Hanya Ngajar









Guru itu adalah orang tua kedua bagi anak didiknya di sekolah
Guru itu adalah teladan bagi anak didiknya
Guru itu adalah teman bagi anak didiknya
Guru itu syekh atau guru spiritual bagi anak didiknya
Guru adalah Motivator bagi anak didiknya
Guru adalah da'i bagi anak didiknya
Guru adalah inspirator bagi anak didiknya
Guru adalah fasilitator bagi anak didiknya

Guru itu bukan hanya mengajar atau hanya transfer ilmu saja
Guru itu harus mendidik dan membina anak didiknya menjadi manusia yang mengenal siapa dirinya? Siapa Tuhannya, siapa Nabinya? Apa kitab Sucinya?

Sosok guru yang menjadi idaman para siswa sekarang sudah mulai langka di dunia ini.

Guru sekarang konsentrasi mengajarnya terganggu dengan program Sertifikasi, Akredtiasi, dan pribadi.


Rabu, 29 Oktober 2014

CATATAN KI DALANG RAHMAT TAUFIK HIDAYAT (DALANG WAYANG DAKWAH)

Ki dalang Rahmat Taufik Hidayat lahir pada tanggal 01 Mei 1981 di Kampung Cipinang Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Ayahnya bernama Karmid dan ibunya bernama Mamah. Sejak usia dua tahun sudah berpisah dengan kedua orang tua karena dibawa oleh nenek. Saya tinggal di Kampung Cisarakan Desa Mekarsari Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Dan pada usia tiga tahun ditinggalkan ayahnya karena meninggal.

Dia tinggal bersama kedua kakaknya yaitu Andang Kusnadi dan Lilis Darwati. Pekerjaan kakeknya, pak Eme adalah petani dan penjual sayuran ke pasar Banjaran. Barang yang dijual diantaranya, daun salam, sereh, bawang kucay, daun pisang, koneng, laja, dan lain-lain.

Sebelum masuk Sekolah Dasar, Rahmat sudah gemar belajar membaca bersama kakaknya Andang Kusnadi dan Lilis Darwati. Sehingga pas ketika masuk Sekolah Dasar sudah pandai membaca. Namun sayang, karena ketika daftar ke SD pada usia tujuh tahun tidak diterima, begitu juga ketika usia delapan tahun. Rahmat diterima masuk SD ketika sudah berusia sembilan tahun.

Karena sebelum sekolah sudah bisa membaca, maka ketika di kelas sering kali ditugaskan oleh bapa guru yang pada waktu itu adalah pak Yuyun, untuk diam di depan kelas memperhatikan teman-teman sekelasnya membaca di papan tulis.

sejak kelas satu hingga kelas dua meraih rangking pertama. Namun, ketika di kelas dua menjelang akhir tahun dia menglami kecelakaan pada saat bermain bersama teman-temannya. Dia mengalami patah tulang pahanya. Sehingga dia harus menjalani perawatan selama tiga bulan. Pada saat kenaikan kelas dia memaksakan diri untuk bisa hadir mengabil rapor meski harus dengan memakai jangka.

Sejak kelas satu hingga kelas enam, Rahmat selalu dekat dengan guru. Dia sering bantu-bantu di rumah gurunya. Ketika pak Suharto guru kelas empat pindah ke rumah dinas barunya, Rahmat ikut membereskan rumahnya sampai jam dua belas malam. Pak Suharto mengolah kebunnya dia ikut bekerja di kebun.


Jumat, 17 Oktober 2014

Catatan Pagi

Agenda Harian Rahmat Taufik Hidayat


Kegiatan rutin harianku adalah sebagai berikut:
1. Bangun tidur
2. Shalat tahajud
3. Berdzikir dan berdo'a
4. Menulis artikel harian
5. Membaca Al-Qur'an
6. Membaca Koran
7. Menjalankan kegiatan Belajar Mengajar di Tsanawiyah dan Aliyah Al-Fithri Cimaung
8. Shalat Berjamaah di masjid
9. Nonton Film Mahabarata
10. Belajar Nahwu Sharaf
11. Menghafal Mufradat
12. Bercengkrama bersama keluarga
13.Tidur

Sabtu, 09 Agustus 2014

WAYANG DAKWAH VERSI BARU

WAYANG DAKWAH VERSI BARU
(Inspirasi dari Bukan Sekedar Wayang Net)



Acara Bukan Sekedar Wayang di TV Net memberiku inspirasi untuk lebih kreatif. Wayang Dakwah harus bisa lebih kreatif minimal sama dengan acara yang ada Tim Kreatifnya sebagaimana di TV Net.


Insya Allah dengan memohon pertolongan Allah SWT saya sebagai dalang Wayang Dakwah pun akan terus berusaha melakukan kreativitas agar Wayang Dakwah bisa terus eksis dalam kancah Dakwah Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa Barat.


Rabu, 18 Juni 2014

PAGELARAN WAYANG GOLEK TAMPIL BEDA




Wayang Dakwah adalah inspirasi yang datang ketika saya merenung tentang kekurngan diri dalam bidang ilmu agama dan ilmu pedalangan.

Yang menjadi inspirasiku adalah Para Wali yang berdakwah dengan menggunakan metoda akulturasi budaya. Sehingga saya memiliki misi melanjutkan dakwah para wali.

Tokoh yang memberi inspirasi kepada saya adalah KH. Zaenudin MZ, KH. Abdulah Gymnastiar, KH. Asep Sunandar Sunarya.

Aku tidak melakukan ritual-ritual tertentu selain latihan langsung dengan guruku yaitu bapak dalang Dedi Amung Sutarya.

Materi pagelaran wayang dakwah itu banyolan wayang yang disispi pesan-pesan dakwah.

Lagu-lagu yang dibawakan oleh sinden adalah Nasyid, lagu-lagu buhun, pop sunda, dangdut, dan kosidah. Yang otomatis sindennya memakai busana muslimah. Begitu pun ketika nanti saya membwakan lakon dalam wayang semalam suntuk. Maka sindennya tetap wajib berbusana muslimah.

Saya bukan hnya melestarikan seni sunda tetapi melestarikan tradisi para wali menggunakan wayang sebagai media dakwah.

Saya bukan hanya untuk mengejar materi tetapi ingin berkontribusi dalam perjuangan Islam.















TARGETKU 





Aku akn fokus pada tiga potensiku yaitu: Dalang, Guru, dan Penulis.
Dalam bidang pedalangan aku punya mimpi segera memiliki seperangkat alat pagelaran wayang golek yakni: Satu set wayang golek, satu set gamelan, dan satu set sound system.

Mudah-mudahan dalam satu, dua atau tiga tahun ke depan aku sudah memiliki perangkat pagelaran tersebut.

Aku yakin Allah akan memberiku kemudahan melalui jalan apa saja, dari siapa saja, dan dari mana saja. Aku tidak bergantung kepada siapa pun.Karena aku hanya bergantung kepada Allah.

Maot Mah Pasti

 Waktu nu ayeuna keur ka sorang mangrupa anugrah tur amanah ti Gusti Allah nu kudu digunakeun keur bebekelan mangsa jaga mulang ka alam baqa...