DINAMIKA PARTAI DAKWAH
Jangan Berharap Kepada Individu
Ikhwah fillah,
Perjuangan para pejuang dakwah dalam jamaah dakwah ini telah berhasil menempatkan kader-kader terbaiknya untuk menduduki posisi-posisi strategis di Pemerintahan Negeri ini. Realita yang nampak adalah bahwa sebagian kader tidak mendapatkan manfaat secara signifikan dengan kesuksesan tersebut. Misalnya saja kader di Sukabumi mengeluhkan kadernya yang menjadi Bupati karena kurang kontribusi atau perhatian terhadap jamaah.
Baegitu pun kader-kader di Jawa Barat terutama kader-kader yang berada di ring satu dan dua yang setelah berhasil memenangkan Ahmad Heryawan sebagai Gubernur Jawa Barat dua periode. Tapi, mereka tidak mendapatkabn apa-apa, jangankan materi, sekedar sapaan saja atau ajakan makan saja tidak ada.
keadaan seperti itu memang tidak akan menjadi masalah di tubuh jamaah. Namun, realita itu memberikan pelajaran kepada para kader agar menyadari betul ungkapan bahwa kader juga manusia. Mau dia berada dilevel mana dalam jamaah ini, tetap saja dia adalah makhluk yang lemah, hina, miskin, dan bodoh. Dia bukan setan yang selalu membangkang, dan bukan pula malaikat yang senantiasa taat. Sewaktu-waktu bahkan kadangkala sifat manusianya yang dominan. Ya sifat manusia itu diantaranya adalah individualisnme, egoisme. Saya katakan demikian karena, belum ada kader yang jadi anggota dewan atau menteri, Gubernur, Buapti, Walikota yang MENDADAK atau HIDUPNYA SENGSARA.
Yang saya merasa kurang nyaman adalah sebagian kader yang menjadi pejabat hanya selalu membahas jumlah gaji atau tunjangan. Tapi, dia nggak bisa memberikan perhatian minimal beberapa kader yang perlu dia bantu dibantu. Misalnya diberikan pinjaman modal usaha, atau diberikan modal, atau diberikan peluang mendapatkan dana bantuan yang halal.
Realita lainnya adalah banyaknya SEKOLAH-SEKOLAH yang dikelola oleh kader namun hanya sebagian kader saja yang mampu menyekolahkan anaknya di SANA. Sebagian besar anak kader sekolahnya ya di sekolah biasa saja karena tidak mampu menyekolahkan ke sekolah MAHAL.
Sehingga ADA JURANG YANG DALAM antara sebagian kader dengan sebagian lainnya. Sebagian kader membicarakan bahwa anaknya akan sekolah di sekolah mahal atau favorit dan mayoritas ya tidak membicarakan sekolah karena sekolahnya juga tidak ada yang istimewa jika dibandingkan dengan sekolah MAHAL.
Begitulah realita dalam jamaah dakwah ini istilahnya adalah NU NGAMPAR-NGAMPAR NU NABEUH-NABEUH. NU LAPAR-LAPAR NU SEUBEUH-SEUBEUH. JAWA BARAT JAWA TIMUR. NU MALARAT-MALARAT NU MAKMUR-MAKMUR.
Saya tidak ada iri dengki kepada kader yang menduduki posisi seperti itu. Karena mereka kader terbaik di jamaah dakwah ini. Mungkin saya juga akan sama dengan mereka manakala saya menempati suatu posisi itu. Namun, sekarang saya hanya berharap kepada Allah saja. Karena disetiap HALAQAH PUN SELALU DIBAHAS OLEH MURABBI BAHWA SETIAP MUSLIM HARUS BERGANTUNG DAN BERHARAP HANYA KEPADA ALLAH BUKAN KEPADA MAKHLUK.
Hanya saja saya sangat merindukan KADER DAKWAH yang sangat peduli kepada sesama saudaranya seperjuangan. Jangan sampai berjuang bersama, senangnya MASING-MASING.