Rezeki itu sudah Allah tebarkan di bumi, di langit, darat dan
laut. Semuanya sudah tersedia bagi semua manusia dari sejak Nabi Adam ‘alaihis
salam hingga manusia akhir zaman. Manusia hanya tinggal melangkah mencari dan
mengambil. Manusia hanya tinggal berusaha maksimal menjemputnya. Rezeki yang
didapat pun akan sesuai dengan kadar usaha manusia masing-masing. Giat dan
terampil, maka akan banyak pula dia mendapatkan.
Yang terpenting bukan masalah pekerjaan itu bergengsi atau
tidak. Gaji besar atau kecil. Kantoran atau rumahan. Tetapi, bahwa cara mencari
rezeki itu dengan cara yang baik dan tidak bertentangan dengan syariat agama.
Begitu pun dengan zatnya, bahwa rezeki yang digunakan itu adalah halalan
thayyiban.
Setelah berusaha dengan maksimal dalam mencari rezeki, maka
selanjutnya tinggal berserah diri kepada Allah Sang Pemberi rezeki. Karena
manusia dalam masalah karunia dari Allah itu tidak sama, ada yang dilebihkan
oleh Allah ada yang dibatasi. Dan tentu saja, ketentuannya itu adalah
ketenntuan yang terbaik menurut Allah.